Wednesday, January 26, 2011

Tanaman Indonesia Paling dicari NATO


Tanaman rami, dikenal juga ramie, atau chinese grass (boehmeria nivea)


Setiap tahun, NATO (North Atlantic Treaty Organization) memesan 30.000 stel pakaian tentara berbahan rami dari Indonesia. Rami adalah tanaman asli Indonesia yang telah digunakan sejak zaman penjajahan Jepang sebagai bahan pakaian. Alasan NATO memilih pakaian berbahan rami karena bahan rami merupakan top quality sebagai bahan pakaian dan membuat nyaman pemakainya. Alasan lain yang mengejutkan, ternyata tentara yang memakai pakaian berbahan rami tidak terdeteksi oleh radar musuh, serat alami rami membuat radar membaca pemakainya sebagai objek tanaman. Sangat pas terutama jika medan perangnya di hutan.
Rami (Boehmeria nivea) merupakan tanaman tahunan dengan bentuk tanaman herba berumpun banyak yang menghasilkan serat dari kulit batangnya. Serat rami tergolong dalam serat panjang, kuat, dan baik untuk bahan baku tekstil karena memiliki struktur yang mirip dengan serat kapas (Berger, 1969; Buxton dan Greenhalgh, 1989). Untuk diambil seratnya, batang tanaman rami dipanen setiap dua bulan sekali dan diproses dengan mesin dekortikator sehingga menghasilkan serat kasar (china grass). Sebelum dipintal menjadi benang, serat kasar yang masih banyak mengandung getah (gum) perlu dibersihkan melalui proses degumming, dan proses pemutihan serta pelemasan dengan pemberian minyak (oiling) sehingga menjadi serat yang putih dan lemas (rami top).
Rami merupakan tanaman hari pendek, umumnya peka sampai sangat peka panjang penyinaran (fotoperiodisitas). Tanaman ini memiliki adaptasi yang luas, yakni mulai dari kondisi ekuator di Indonesia dan Filipina (6o-9o LU dan LS) hingga 38o LU atau lebih di Jepang dan Korea Selatan, juga Rusia (45°LU) serta berkembang di beberapa negara lainnya baik beriklim tropis maupun subtropis (Zaitgev dalam Dempsey, 1975). Temperatur ideal untuk rami adalah sekitar 20°C-27°C, namun, rami bisa tumbuh pada temperatur < 20°C hingga 30°C atau lebih. Tanaman rami akan mengalami dorman dan tidak menghasilkan pada temperatur < l0o C (Oshiumi, dalam Dempsey, 1975). Soeroto (1956) menyebutkan bahwa tanaman rami akan tumbuh dan berproduksi tinggi di Indonesia bila ditanam pada daerah dataran menengah sampai dataran tinggi (500-1500 m dpl.). Menurut Suratman et at. (1993) tanaman ini bisa diusahakan dari dataran rendah sampai pegunungan (10-1500 m dpl.). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaporkan Anonim (1958) mengenai uji klon rami di Lembang dan Bogor, Sastrosupadi et at. (1993) yang melaporkan hasil penelitian uji klon rami di dataran rendah, Setyo-Budi et al. (1993a) yang menguji beberapa klon rami di lahan gambut. Dari hasil penelitian tersebut, produktivitas serat yang paling tinggi adalah di dataran tinggi (> 700 m dpl.) yakni berkisar antara 2,5-3,0 ton/ha/tahun. Untuk dataran menengah (400) 700 m dpl.) produktivitasnya 2,0-2,5 ton/ha/tahun, sedangkan di dataran rendah « 400 m dpl.) adalah 1,5-2,0 ton/ha/tahun.
Tapi anehnya pemerintah Indonesia tidak memanfaatkan kehebatan tanaman Indonesia ini dalam teknologi militernya sendiri. Menurut Achmad (peneliti Balitbang TNI), sejak dipasarkan mulai 2007, pemerintah sama sekali tidak melirik tanaman ini dan justru menjualnya ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menjadi pelanggan tetap tiap tahunnya. "Pemerintah belum mau pakai ini, malahan yang beli ini adalah NATO, tiap tahun kita mendapatkan order sebanyak 30 ribu setel pakaian tentara (topi, baju, celana, dan sepatu)". Padahal rami pernah menjadi pakaian rakyat Indonesia ketika pendudukan Jepang mulai 1943. Rami disaat sulit itu tidak hanya menjadi bahan tali tambang, tapi juga menjadi bahan dasar karung goni yang menjadi pakaian rakyat.
Sebagai tambahan, selain bahan tekstil pakaian rami juga dapat dikembangkan dalam sektor industri militer lainnya. Menurut riset peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan, selulosa rami merupakan salah satu unsur pokok pembuat bahan peledak dan propelan.
tag: rami, NATO, indonesia, tanaman, pakaian, militer, industri, peledak, propelan, tumbuhan, tanaman, radar, atlantik, utara

No comments:

Post a Comment