Tuesday, May 31, 2011

Hari Ini, Hari Bebas (Asap) Tembakau

Satu Kata Untuk Rokok, BERBAHAYA!
Hari Bebas (Asap) Tembakau yang diperingati setiap tanggal 31 Mei merupakan gerakan moral yang didasarkan pada keprihatinan atas bencana kemanusiaan berupa kematian sekitar 3,5 juta jiwa manusia setiap tahunnya akibat merokok. Namun, gerakan yang telah dimulai sejak 1988 ini belum membuat dunia bebas dari asap rokok. Tantangannya memang berat, rokok telah membudaya dan mengakar kuat serta memiliki sejarah yang panjang terhadap manusia di lintas benua, selain itu konsumsi rokok yang sangat tinggi (perokok berat memiliki anggaran belanja rokok yang bahkan melebihi kebutuhan pokok) dan menjadi simbol bagi status-status tertentu (seperti kedewasaan, kejantanan, lambang persahabatan, menghilangkan pikiran suntuk, dan pandangan tak beralasan lainnya) ditambah korporasi rokok yang meraksasa, dengan kapital yang kuat, dan menyerap banyak tenaga kerja, menjadikan impian menciptakan dunia yang bebas rokok menjadi sangat sulit.

Friday, May 27, 2011

Piala Sudirman: Jadi Juara Grup B, Indonesia Bersiap Melawan Jepang

Fran/Pia penentu lolosnya Indonesia ke 8 besar
Sepakbola tanah air memang tengah berduka dengan gagalnya kongres PSSI yang baru saja terjadi, namun Indonesia masih memiliki harapan akan prestasi olahraga internasional di cabang Bulutangkis, dengan lolosnya Indonesia dalam 8 besar piala Sudirman di Qingdao, China. Indonesia keluar sebagai juara grup.
Posisi sebagai juara grup ini digapai dengan susah payah setelah menaklukkan Malaysia 3-2. Kemenangan Indonesia ditentukan oleh permainan pasangan ganda campuran Fran Kurniawan/Pia Zebiadah. Walaupun demikian Malaysia sebagai runner up grup B tetap melaju ke putaran selanjutnya dalam babak 8 besar. Selain Indonesia dan Malaysia, negara lainnya yang lolos ke babak 8 besar adalah China, Taiwan, India, Jepang dan Denmark dan Korea Selatan.

Wednesday, May 25, 2011

Di mana Kedaulatan Energi Indonesia?


Tahukah kita bahwa begitu banyak sumber energi di bumi Indonesia dikuasai korporasi asing? Hampir di semua sektor energi, minyak bumi, gas, batu bara dan hampir di semua kawasan di Indonesia baik, baik di wilayah barat hingga kawasan timur, di pulau-pulau besar, kepulauan-kepulauan kecil hingga di laut lepas. Perusahaan-perusahaan asing tersebut telah pada tahap "mengancam" kedaulatan Indonesia.

Thursday, May 19, 2011

Di Tengah Panasnya Persiangan Menuju PSSI-1: Adhyaksa Dault Mundur dari Pencalonan Ketum PSSI

Adhyaksa Dault Menyatakan Mundur dari Pencalonan Ketum PSSI, Rabu 18 Mei

Di tengah bayang-bayang kisruhnya Kongres PSSI yang akan digelar 20 Mei ini, dengan agenda utama memilih Ketua PSSI, Adhyaksa Dault, salah seorang calon kuat Ketua Umum PSSI menyatakan mengundurkan diri dari pencalonan. Fenomenal? Ya, menurut saya. Karena Adhyaksa menyatakan mundur justru ketika kongres akan diselenggarakan "sebentar lagi" sementara semua calon lainnya justru mempertontonkan syahwatnya akan kursi PSSI-1.

Wednesday, May 18, 2011

Gawat! Produk Impor Mulai Geser Komoditas Asli Indonesia

Serbuan Produk Impor Menghajar Produk Lokal di Pasar Domestik

Selama ini kita sangat menyadari bahwa sejak keran perdagangan bebas belum dibuka pun produk-produk impor mulai memiliki segmen market tersendiri di pasar domestik. Produk-produk tersebut umumnya ada pada klasifikasi produk teknologi yang memang tidak terlalu pesat perkembangan produksinya di dalam negeri. Tapi tahukah kita, bahwa saat ini ketika negara kita telah menyepakati beberapa perjanjian perdagangan bebas bahkan produk-produk yang selama ini menjadi ciri dan merupakan komoditas asli bangsa Indonesia pun mulai tergeser?

Saturday, May 14, 2011

Importir Nakal Manfaatkan Penguatan Rupiah

Penguatan rupiah yang cukup signifikan bahkan hingga Rp400-Rp500/$ dalam waktu yang sangat singkat ternyata dimanfaatkan para importir nakal untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mempedulikan kondisi produk lokal yang makin kalah bersaing di pasar domestik.
Aksi ambil untung banyak dilakukan importir terutama importir barang jadi. Produk-produk impor tersebut dibeli dalam dolar di luar negeri dan dijual dalam rupiah di dalam negeri. Karena penguatan yang cukup besar rupaih terhadap dolar sementara pemerintah tidak mengimbangi dengan kebijakan fiskal sehingga arus barang impor membanjiri pasar dalam negeri dan mengancam produk demostik yang semakin hari semakin terpuruk.

Tutup KTT ASEAN ke 18, SBY Paparkan 10 Isu Penting

Tutup KTT ASEAN ke 18, SBY Paparkan 10 Isu Penting

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi menutup pertemuan kepala negara Asean (KTT ke-18 Asean). SBY pun memaparkan 10 bahasan penting yang dibicarakan oleh kepala negara Asean.
Bahasan penting yang dibicarakan oleh para pemimpin negara Asean pada 7 hingga 8 Mei tersebut antara lain:
1.Konektivitas Asean. Konektivitas ini harus segera diwujudkan, melalui sebuah masterplan dan harus segera ditindak kanjuti. Termasuk pula membangun konektivitas di negaranya masing-masing melalui pembangunan infrastruktur, tranportasi serta people to people contact.

Uji Nyali KPK: Berani Seret Partai Pemerintah?


KPK
Kasus Korupsi Sesmenpora mungkin harus disebut dengan istilah kasus Korupsi Kemenpora. Mengapa? Karena dari pengembangan kasus ini KPK akhirnya membuat pernyataan penting bahwa kasus suap pengadaan wisma atle SEA Games ini adalah korupsi struktural dan berhubungan dengan kekuasaan. Wow!

Wednesday, May 11, 2011

Kepemimpinan Indonesia di ASEAN

Menjadi ketua ASEAN sekaligus tuan rumah KTT ASEAN Tahun ini merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia. Mungkin Indonesia bukanlah negara terkaya, termakmur atau termaju di ASEAN. Alasan penunjukan tentu bukanlah kekayaan, kemakmuran atau kemajuan suatu negara, namun lebih kepada kepemimpinan. Saya sangat sepakat untuk mengatakan Indonesia termasuk salah satu negara yang memiliki kapasitas kepemimpinan terbaik di ASEAN.

Monday, May 2, 2011

Ironi Pendidikan Indonesia di Hari Pendidikan Nasional


Entah sudah berapa kali kita memperingati hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei. Namun, bangsa kita masih saja jauh dari dari salah satu cita-cita bangsa yang tercantum dalam pembukaan konstitusi negara kita "mencerdaskan kehidupan bangsa". Ya, kita tak bisa menyebutkan bangsa kita ini telah cerdas, mandiri dan berdikari. Berabad-abad kita dikondisikan tetap dalam kebodohan, setelah kemerdekaan bangsa ini pun dibaut agar tak terlalu cerdas dan kritis sehingga segelintir elit tetap langgeng memgang kekuasaan. Dan kini, ketika kita sudah melewati singsingan fajar reformasi, ketika kita semua seolah telah siap mengembalikan pendidikan sebagai hak seluruh anak negeri, kita tersungkur lagi dalam lumpur kebodohan. Pembodohan sistematis yang berlangsung terlalu lama ternyata telah menghipnotis kita, sehingga gelapnya kebodohan lebih nikmat dari pada sinar terang kecerdasan dan kemajuan.