Sunday, January 23, 2011

Curhat SBY : Hampir 7 Tahun Gaji Presiden Tak Naik

Grafik kesenjangan gaji kepala negara dengan pendapatan per kapita, Indonesia peringkat 3 dengan kesenjangan 28 (gaji presiden 28 kali pendapatan per kapita rakyat Indonesia)

Curhat lebay ini disampaikan Presiden dalam Rapim TNI Polri 21 Januari lalu. "Soal kesejahteraan prajurit TNI dan Polri, ini bukan retorika bukan janji-janji kosong bukan kebohongan. Tiap tahun, kita naikkan gaji dan lain-lain. Renumerasi telah diberikan. Renumerasi untuk meningkatkan kinerja dan prestasi. Sampaikan ke seluruh jajaran TNI dan Polri," ujar Presiden SBY."Ini tahun keenam menuju ketujuh gaji Presiden belum naik. Betul. Tapi memang saya niati. Saya ingin semua sudah mendapatkan kenaikan yang layak, tepat, dan adil. Tolong laksanakan, implementasikan dengan baik," lanjutnya.

Curhat ini sungguh tidak pada tempatnya. Presiden tampak ingin menunjukkan bahwa ia berkorban untuk negara, menaikkan gaji PNS, Anggota TNI Polri, dan lainnya dan membiarkan gajinya tidak naik selama hampir 7 tahun. Tahukah, menurut versi dalam negeri Gaji Presiden Republik Indonesia saat ini adalah Rp 62.740.000 per bulan (terdiri dari gaji pokok Rp 30.240.000 dan tunjangan jabatan Rp 32.500.000), plus dana taktis 2 miliar. Selain itu, kebutuhan hidup harian presiden dan keluarga ditanggung negara.
Menurut sumber luar negeri, majalah The Economist menyatakan, gaji presiden SBY USD 124,791 per tahun (Rp 1,128 M), artinya dalam sebulan gaji SBY sekitar USD 10 ribu (sekitar Rp 94 juta, berbeda sekitar 30an juta dengan versi dalam negeri). Hal ini menempatkan SBY sebagai presiden dengan gaji tertinggi ke-16 dunia. Berikut ini adalah peringkat 22 besar gaji kepala negara:
  1. Perdana Menteri Singapura USD2.183.516 (Rp19,837 miliar)
  2. Kepala Daerah Administrasi Khusus Hong Kong USD513.245 (4,662 miliar)
  3. Kenya USD427.886 (Rp3,887 miliar)
  4. Amerika Serikat USD400.000 (Rp3,634 miliar)
  5. Prancis USD302.435 (Rp2,747 miliar)
  6. Kanada USD296.000 (Rp2,689 miliar)
  7. Irlandia USD287.900 (Rp2,615 miliar)
  8. Australia USD286.752 (Rp2,605 miliar)
  9. Jerman USD 283.608 (Rp2,576 miliar)
  10. Jepang USD273.676 (Rp2,486 miliar)
  11. Afrika Selatan USD272.280 (Rp2,473 miliar)
  12. Selandia Baru USD271.999 (Rp2,471 miliar)
  13. Inggris USD215.390 (Rp1,956 miliar)
  14. Taiwan USD184.200 (Rp1,673 miliar)
  15. Korea Selatan USD136.699 (Rp1,241 miliar)
  16. Indonesia USD124.171 (Rp1,128 miliar)
  17. Israel USD 120.814 (Rp1,097 miliar)
  18. Rusia USD115.000 (1,044 miliar)
  19. Argentina USD74.126 (Rp673,4 juta)
  20. Polandia USD45.045 (Rp409,2 juta)
  21. China 10.633 (Rp96,6 juta)
  22. India USD4.106 (Rp40,98 juta).

Yang menarik, China dan India sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi peringkat pertama dan kedua dunia  justru menempati posisi ke 21 dan 22.
Dalam survey kesenjangan gaji kepala negara, Indonesia menempati urutan ke-3. Survey ini membandingkan gaji kepala negara dengan pendapatan per kapita rakyatnya. Kesenjangan tertinggi terjadi di Kenya, pendapatan Presiden Kenya (USD 427,886) 240 kali lipat pendapatan perkapita rakyatnya , disusul PM Singapura dengan 42 kali pendapatan per kapita rakyat negeri singa itu dan peringkat ketiga adalah Indonesia dengan kesenjangan gaji presiden dibanding pendapatan per kapita rakyat Indonesia adalah 28 kali lipat. Lagi-lagi dari 22 negara yang disurvey, China dan India menempati peringkat kesenjangan ke 21 dan 22. China dengan perbandingan hampir 2,5 kali pendapatan per kapita rakyatnya dan India dengan 2 kali pendapatan per kapita rakyatnya.
Mungkin inilah resep bangkitnya ekonomi China dan India, kesederhanaan. Jadi, jika Presiden SBY minta naik gaji sementara rakyat masih dalam kondisi yang memilukan, pantaskah?

No comments:

Post a Comment