Monday, December 20, 2010

Bentrokan Polisi dan TNI Terjadi Lagi, Tak Patut Diteladani!


Bentrokan antara Polisi Lalu Lintas dan Oknum TNI AU yang terjadi di Tual, Maluku Tenggara Rabu lalu (15 Desember) sungguh mencoreng citra keteladanan institusi negara ini di mata masyarakat. Kejadiannya, saat polantas menggelar sosialisasi penggunaan helm, polisi menjaring sepeda motor yang dikendarai dua anggota TNI AU dari Pangakalan Udara Dumatubun disebabkan kedua pengendara itu tidak menggunakan helm standar. Namun, kedua oknum TNI AU itu malah melarikan diri. Anggota Polantas segera mengejar dan memukul salah seorang tentara. Tidak terima atas tindakan pemukulan terhadap rekannya tersebut, anggota TNI lainnya malah menyerang dan merusak sebuah pos polisi.

Situasi semakin tegang ketika sejumlah anggota Polres Maluku Tenggara berniat membalas menyerang balik, namun upaya ini berhasil dihentikan oleh Kapolres Maluku Tenggara.
Bentrokan TNI dengan Polri bukan cerita baru. Walaupun dua institusi ini pernah "tinggal seatap" dalam tubuh ABRI, ternyata keduanya sering terlibat konflik. Bulan November lalu,  oknum polisi yang bertugas menjaga kemananan di luar stadion datang bersama rekan-rekannya sesam polisi untuk menonton pertandingan, Mereka memaksa masuk tanpa tiket, namun hal ini tentu saja tidak dibolehkan oleh anggota TNI yang menjaga gerbang masuk. Merasa tersinggung, salah seorang oknum polisi melempar penjaga dengan batu dan melukai seorang anggota TNI. Tidak terima dengan perlakuan tersebut, anggota TNI lainnya meradang dan menyerang balik oknum polisi sehingga terjadi kericuhan. Lebih parah lagi, dikabarkan ada oknum yang mengeluarkan tembakan dalam kericuhan tersebut.
Catatan lainnya, Maret 2010 di Rantau Prapat, Sumatera Utara. Dua oknum TNI yang diduga bandar judi togel ditangkap Polres Labuhan Batu. Ketika akan dibawa ke POlres, dua oknum TNI tersebut emosi dan bentrok dengan petugas polisi. Oknum TNI juga menghubungi teman-temannya di batalyon. Teman-temannya dengan dasar kesetiakawanan melempari pos polisi lalu lintas di Simpang Empat Jalan Besar Jenderal Ahmad Yani Rantau Prapat, petugas di polisi di pos kabur untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Tidak berhenti sampai di situ, sekelompok oknum TNI mendatangi Kediaman Kapolres yang berjarak sekitar setengah kilometer dari pos lantas dan melemparinya dengan batu sehingga rumah Kapolres mengalami kerusakan.
Bentrok yang sangat mengerikan di antaranya adalah yang terjadi di Ternate, Maluku Utara. Dalam bentrok tersebut dua anggota polisi tewas tertusuk senjata tajam, sedangkan empat anggota polisi dan dua anggota TNI AD mengalami luka tembak dan luka tusuk senjata tajam. Situsi kota Ternate sempat mencekam.
Aparat TNI dan Polri adalah teladan dan pengayom masyarakat. Namun berbagai sikap yang tak patut diteladani kerap dilakoni oknum dari dua institusi negara ini. Agaknya, tugas Panglima TNI dan Kapolri untuk mereformasi TNI dan Polri masih panjang. Reformasi harus dimulai dari reformasi moral, dan tidak hanya di pusat saja, namun di seluruh wilayah operasi mereka, tanah air Indonesia.

No comments:

Post a Comment