Tuesday, November 2, 2010

Pemuda Itu Bernama Shofwan Al Banna


Kali ini kita berbicara tentang salah seorang putra terbaik bangsa yang telah banyak berprestasi. Dia adalah Shofwan Al Banna Choiruzzad. Dulu, saya hanya tahu beliau adalah seorang aktivis mahasiswa UI dan penulis buku. Buku yang terkenal di antaranya adalah Ramadhan is Dead (dan kalo nggak salah, buku "Palestina, Emang Gue Pikirin" juga adalah tulisannya, maklum saya nggak beli, cuma pinjam baca ^^. Buku ini penyajiannya menarik, ada side A dan side B seperti kaset, dan kamu bisa membacanya dari arah depan atau belakang). Beliau juga pernah kami undang ke kampus kami di Universitas Diponegoro untuk mengisi acara Pesawat (Pesantren Mahasiswa Teknik) yang diadaka untuk mahasiswa baru di awal-awal bulan Ramadhan. Pesan-pesannya cukup cerdas memotivasi mahasiswa baru untuk berprestasi.
Belakangan, nama Shofwan Al Banna juga dikenal dunia internasional. Dalam ajang bergengsi The 39th St Gallen Symposium di Swiss, 7-9 Mei 2009, mahasiswa UI yang lanjut ke Graduate School of International Relations Ritsumeikan University Jepang ini menjadi pemenang pertama. St Gallen Symposium adalah acara tahunan yang dihadiri sejumlah pemimpin bisnis dan politik dari seluruh dunia untuk berdialog dengan para pemimpin muda. Dalam acara tersebut, para ratusan pemimpin muda diseleksi lewat karya tulis bertemakan krisis global, untuk kemudian diambil 3 terbaik dan dipersilakan menyampaikan gagasannya di hadapan forum dunia.


Shofwan Al Banna membuat tulisan berjudul "Boundaries as Bridges: A Reflection for Transnational Bussiness Actors". Tulisan ini mengantarkannya menjadi pemenang pertama, mengalahkan karya Jason George, mahasiswa program master dari Harvard sebagai pemenang kedua dengan judul tulisan "A Strategic Balancing Act" dan karya Aris Trantdis, mahasiswa program doktoral dari London School of Economics and Political Science sebagai pemenang ketiga dengan judul "Building Bridges or Raising Barriers: Reconfirming the Boundaries between the State, the Market and Society".
Dalam event tersebut, hadir 600 pemimpin bisnis dan politik dari seluruh dunia untuk berdialog dengan 200 pemimpin muda mengenai krisis global. Dari kalangan politisi, daftar pembicaranya antara lain Presiden Swiss Hans-Rudolf Merz, Presiden Serbia Boris Tadic, Presiden Estonia Ilves, Kepala Japan Bank for International Cooperation Hiroshi Watanabe, Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Hiroyuki Ishige, Menteri Perdagangan dan Industri India Kamal Nath, sampai Menteri Keuangan Singapura Shanmugaratnam. Nama-nama besar juga ada di daftar pembicara dari kalangan bisnis. Mulai dari CEO PriceWaterHouseCoopers, CFO Airbus, wakil dewan direktur FIAT, direktur Hindustan Construction, sampai Pimpinan Dewan Direktur Embraer Brazil. Selain dari kalangan politik dan bisnis, tokoh dunia lain yang tampil di depan adalah para ilmuwan seperti Pemenang Nobel Robert Aumann, Presiden Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) Torsten Akesson dan juga jurnalis seperti Riz Khan dari Al Jazeera dan Peter Day dari BBC.
Itu data prestasi terakhir yang berhasil saya dapatkan, mungkin dalam kurun setahun terakhir ini masih banyak juga prestasi yang diraih anak muda multi talenta ini untuk mengharumkan nama bangsa. Dan perlu diketahui, Shofwan Al Banna Choiruzzad bukan satu-satunya anak bangsa yang berprestasi di tingkat dunia, beberapa tahun terakhir beberapa putra terbaik bangsa mencatatkan namanya dalam jajaran intelektual muda dunia, sinyal bahwa kebangkitan Indonesia semakin dekat.


sumber data:
Shofwan Al-Banna Choiruzzad: Pemenang The 39th St Gallen Symposium, Swiss
SUPER INDONESIA: Bagaimana Shofwan Al-Banna Choiruzzad Mengalahkan Harvard

No comments:

Post a Comment