Menarik sekali memang menyaksikan perbedaan pendapat terkait kewenangan negara terhadap PSSI. Pihak PSSI lewat berbagai tokohnya berkali-kali menyatakan bahwa PSSI sebagai anggota FIFA harus senantiasa mengikuti aturan FIFA sebagai organisasi induknya. PSSI menolak segala bentuk campur tangan pihak ketiga(menggunakan istilah yang digunakan Nurdin Halid, pihak ketiga bisa siapa saja, demo-demo, termasuk pihak pemerintah) dalam aktivitasnya (apalagi setiap proses-proses penting menuju kongres ini) sesuai dengan statuta FIFA. Dalam mendukung argumennya yang disampaikan di berbagai media, pihak PSSI terutama tokoh-tokoh di komisi eksekutif seperti Nurdin Halid senantiasa menggunakan dalil-dalil statuta FIFA atau aturan-aturan lainnya dari FIFA. Mengapa tidak menggunakan dalil-dalil produk negara Indonesia seperti peraturan perundangan maupun lainnya? Apakah PSSI milik FIFA?
Masalah ini sempat disimpulkan oleh Dedi Gumelar, wakil rakyat yang juga mencermati kisruh PSSI ini. PSSI terjebak dalam dua kedaulatan, kedaulatan organisasional yang dimiliki FIFA, dan kedaulatan teritorial yang dimiliki Indonesia.
Respon Menpora Andi Malarangeng yang mengingatkan peran negara untuk membina dan mengawasi olahraga nasional, termasuk sepakbola merupakan kebijakan negara sebagai wujud kedaulatannya di tubuh PSSI. PSSI seharusnya tidak malah menjadi antek FIFA yang beroperasi di wilayah Indonesia, namun mengabaikan ketentuan-ketentuan yan berlaku di Indonesia. FIFA tidak pernah dan tidak boleh mengangkangi kedaulatan dan kehormatan serta hak-hak bangsa Indonesia.
Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh yang "berkuasa" di PSSI menunjukkan bahwa mereka lebih menonjolkan kedaulatan FIFA daripada kedaulatan Indonesia di tubuh PSSI. Agaknya mereka lupa bahwa, huruf "I" dari singkatan "PSSI" adalah "Indonesia" walaupun sudah sering diingatkan. Mungkin mereka juga lupa bahwa anggaran APBD yang dipertahankan oleh "rezim" PSSI saat ini dalam pembiayaan klub-klub yang bernaung di bawahnya berasal dari pungutan negara lewat berbagai pajak terhadap rakyat Indonesia yang mencucurkan keringatnya. Mereka juga lupa bahwa PSSI didirikan oleh bangsa Indonesia, atas inisiatif bangsa Indonesia, untuk membina bakat-bakat sepakbola bangsa Indonesia. Mereka juga lupa bahwa lambang yang tercantum di dada kiri kostum timnas Indonesia adalah lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, bukan lambang PSSI atau federasi sepakbola nasional suatu negara seperti yang digunakan di dada kostum timnas negara lainnya.
Masalah ini sempat disimpulkan oleh Dedi Gumelar, wakil rakyat yang juga mencermati kisruh PSSI ini. PSSI terjebak dalam dua kedaulatan, kedaulatan organisasional yang dimiliki FIFA, dan kedaulatan teritorial yang dimiliki Indonesia.
Respon Menpora Andi Malarangeng yang mengingatkan peran negara untuk membina dan mengawasi olahraga nasional, termasuk sepakbola merupakan kebijakan negara sebagai wujud kedaulatannya di tubuh PSSI. PSSI seharusnya tidak malah menjadi antek FIFA yang beroperasi di wilayah Indonesia, namun mengabaikan ketentuan-ketentuan yan berlaku di Indonesia. FIFA tidak pernah dan tidak boleh mengangkangi kedaulatan dan kehormatan serta hak-hak bangsa Indonesia.
Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh tokoh-tokoh yang "berkuasa" di PSSI menunjukkan bahwa mereka lebih menonjolkan kedaulatan FIFA daripada kedaulatan Indonesia di tubuh PSSI. Agaknya mereka lupa bahwa, huruf "I" dari singkatan "PSSI" adalah "Indonesia" walaupun sudah sering diingatkan. Mungkin mereka juga lupa bahwa anggaran APBD yang dipertahankan oleh "rezim" PSSI saat ini dalam pembiayaan klub-klub yang bernaung di bawahnya berasal dari pungutan negara lewat berbagai pajak terhadap rakyat Indonesia yang mencucurkan keringatnya. Mereka juga lupa bahwa PSSI didirikan oleh bangsa Indonesia, atas inisiatif bangsa Indonesia, untuk membina bakat-bakat sepakbola bangsa Indonesia. Mereka juga lupa bahwa lambang yang tercantum di dada kiri kostum timnas Indonesia adalah lambang negara Indonesia, Garuda Pancasila, bukan lambang PSSI atau federasi sepakbola nasional suatu negara seperti yang digunakan di dada kostum timnas negara lainnya.
No comments:
Post a Comment