Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia, Fadel Muhammad |
"Ikan yang diimpor adalah ikan yang ada di sini, ikan asin, ikan tenggiri dan yang paling sakit hati banget itu ikan asin", demikian curhat Menteri Kelautan dan Peringatan Fadel Muhammad di Istana Merdeka kemarin. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ikan impor tidak lagi sebatas ikan beku, ikan asin yang banyak diproduksi di dalam negeri juga diimpor dari luar.
Fadel Muhammad yang sempat melakukan kunjungan kerja ke Terminal Internasional Peti Kemas Belawan (Belawan International Container Terminal/BICT) mempersoalkan ikan-ikan yang diimpor lewat BICT ini karena ikan-ikan impor tersebut banyak di Indonesia. 72 kontainer berisi ikan-ikan impor dari Malaysia dan Filipina sudah seminggu parkir di BICT. Menteri KKP Fadel Muhammad memerintahkan ikan-ikan ekspor tersebut dire-ekspor ke negara asalnya. Selain di BICT ikan impor ilegal juga ditemukan di 81 kontainer di Tanjung Priok Jakarta, 37 kontainer di Tanjung Perak Surabaya bahkan ditahan 7.687 ton ikan ilegal ditahan di Bandara Soekarno-Hatta.
Ikan Curian
Sementara Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan melalui Riza Damanik menyatakan bahwa 6 negara ASEAN aktif mencuri ikan-ikan di perairan Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Riza menyebutkan nama negara-negara tersebut, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Kamboja dan Myanmar. Hal ini mungkin bisa menjawab mengapa ikan-ikan impor jenisnya sama dengan dengan ikan-ikan yang banyak di Indonesia. Ikan-ikan impor tersebut bisa saja memang ikan curian dari perairan Indonesia yang kemudian di impor kembali oleh importir-importir Indonesia.
Impor Pangan Indonesia Sudah Parah
Terlepas dari masalah ikan impor dan ikan curian, Wakil Ketua Umum kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur menyatakan, impor produk-produk pangan Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Hampir 65% kebutuhan pangan dalam negeri dipenuhi melalui impor bahan pangan.
Hanya ingin mengingatkan, ketahanan pangan sangat berpengaruh dalam ketahanan nasional. Di atas kertas Indonesia adalah negara yang sangat mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan bahkan sepatutnya menjadi eksportir bahan pangan, baik hasil bumi maupun hasil laut. Semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan hal ini, kita semua bertanggung jawab, dan kita semua pula yang akan merasakan dampaknya jika negara ini sangat tergantung pada impor luar negeri.
Fadel Muhammad yang sempat melakukan kunjungan kerja ke Terminal Internasional Peti Kemas Belawan (Belawan International Container Terminal/BICT) mempersoalkan ikan-ikan yang diimpor lewat BICT ini karena ikan-ikan impor tersebut banyak di Indonesia. 72 kontainer berisi ikan-ikan impor dari Malaysia dan Filipina sudah seminggu parkir di BICT. Menteri KKP Fadel Muhammad memerintahkan ikan-ikan ekspor tersebut dire-ekspor ke negara asalnya. Selain di BICT ikan impor ilegal juga ditemukan di 81 kontainer di Tanjung Priok Jakarta, 37 kontainer di Tanjung Perak Surabaya bahkan ditahan 7.687 ton ikan ilegal ditahan di Bandara Soekarno-Hatta.
Riza Damanik dari Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan (KIARA) |
Sementara Koalisi Rakyat Untuk Keadilan Perikanan melalui Riza Damanik menyatakan bahwa 6 negara ASEAN aktif mencuri ikan-ikan di perairan Indonesia. Tak tanggung-tanggung, Riza menyebutkan nama negara-negara tersebut, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Kamboja dan Myanmar. Hal ini mungkin bisa menjawab mengapa ikan-ikan impor jenisnya sama dengan dengan ikan-ikan yang banyak di Indonesia. Ikan-ikan impor tersebut bisa saja memang ikan curian dari perairan Indonesia yang kemudian di impor kembali oleh importir-importir Indonesia.
Natsir Mansyur dari KADIN |
Terlepas dari masalah ikan impor dan ikan curian, Wakil Ketua Umum kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik, Natsir Mansyur menyatakan, impor produk-produk pangan Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Hampir 65% kebutuhan pangan dalam negeri dipenuhi melalui impor bahan pangan.
Hanya ingin mengingatkan, ketahanan pangan sangat berpengaruh dalam ketahanan nasional. Di atas kertas Indonesia adalah negara yang sangat mampu memenuhi kebutuhannya sendiri dan bahkan sepatutnya menjadi eksportir bahan pangan, baik hasil bumi maupun hasil laut. Semua pihak harus bekerja sama untuk mewujudkan hal ini, kita semua bertanggung jawab, dan kita semua pula yang akan merasakan dampaknya jika negara ini sangat tergantung pada impor luar negeri.
No comments:
Post a Comment