Wednesday, June 1, 2011

Refleksi Hari Lahir Pancasila: Pemimpin Dulu Mengamalkan Pancasila, Pemimpin Sekarang Mewacanakan Pancasila

Bangsa ini memperingati hari lahir Pancasila ketika Pancasila telah jauh dari kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang tinggal hanya pidato-pidato kenegaraan dan acara seremonial lainnya untuk memperingati 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Saya justru melihat Pancasila telah dimanfaatkan oleh segelintir elit untuk membenarkan kekuasaannya. Bukan tanpa alasan, karena hal ini telah terjadi sebelumnya. Dulu, ketika "penyelamatan" Pancasila di tahun 1965 menjadi titik awal berkuasanya orde baru yang kemudian diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila, dan mungkin sekarang akan terjadi lagi dengan skenario yang mirip. Ya, saat ini media secara luas menginformasikan bahwa negara tengah berada dalam ancaman ideologis, krisis identitas dan perlu kembali ke falsafah berbangsa dan bernegara kita Pancasila, kemudian segelintir elit seolah menjadi Pancasilais dan menyerukan pentingnya kembali menguatkan Pancasila sebagai ideologi negara, dan tak lupa menyatakan dukungan yang sangat terhadap langkah tersebut. Inilah pembeda kita dengan para pendiri bangsa, pemimpin kita saat ini cukup mewacanakan Pancasila jauh berbeda dengan para pendahulu bangsa yang memperjuangkan dan mengamalkan Pancasila, dengan kerja nyata mereka.
Walau bukan ahli bahasa Indonesia, saya memahami kata falsafah sebagai "sesuatu yang mendasari" atau "landasan". Jadi, jika kita menerjemahkan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia, maka seharusnya nilai-nilai Pancasila melandasi sikap hidup bangsa Indonesia, bukan hanya cara bicaranya. Moral yang sesuai nilai Pancasila. Apakah menilep uang rakyat, menghalalkan segala cara untuk menggapai kekuasaan, kemudian memanfaatkannya untuk memperkaya diri dengan mengorbankan rakyat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila? Langkah awal mewujudkan insan Indonesia yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang berperi-Kemanusiaan, yang berke-Adilan dan Beradab, yang Bersatu sebagai bangsa Indonesia walau memiliki segenap keragaman yang semakin memperkaya khazanah bangsa, yang me-Rakyat, yang Memimpin dengan Hikmat, Kebijaksanaan dan menjalankan mekanisme Permusyawaratan dan me-Wakili kepentingan rakyat dalam menjalankan negara dan bukannya mewakili kepentingan masing-masing, dan insan yang berkomitmen untuk mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia...ya langkah awalnya para pemimpin negeri ini harus menjadi insan yang seperti itu, bukannya hanya mewacanakannya dalam berbagai pidato dan ceramah. Cara itulah yang digunakan oleh para pendahulu, menjadikan dirinya teladan, sehingga rakyat memahami bagaimana Pancasila diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hasilnya tidak akan sama jika pemimpin sekarang hanya mengumbar retorika, namun membiarkan akhlaknya tetap tercela.

No comments:

Post a Comment